The Catatan Cak Nawi

Loading

“Mari ku ajarkan ilmu ikhlas.” Kata seorang guru kepada anak muridnya.
“sebentar saya ambilkan buku dan pena untuk menulis,”
“Tidak perlu, bawa saja karung goni”

“Karung goni?” Kata anak muridnya seolah-olah tidak percaya.
“Mari kita ke pasar!”
Dalam perjalanan ke pasar mereka melalui jalan yang berbatu-batu.
“Kutip batu-batu yang besar dan masukkan ke dalam karung goni itu." Kata guru itu memberi arahan. Tanpa bertanya, anak muridnya memasukkan batu-batu besar yang mereka temui sepanjang jalan.
“Cukup?”
“Belum. Isi sampai penuh karung guni itu.” Sampai di pasar, mereka berdua tidak membeli apa-apa. Hanya belegar-legar dan melihat-lihat kemudian beredar ke luar.
“Tuan guru, kita tidak beli apa-apa?”
“Tidak. Bukankah karung gunimu sudah penuh?”
“Ya, ya…” Kata si murid, agak kelelahan.
“Banyak Beli barang nih.” Tegur seorang kenalan apabila melihat mereka dengan guni yang kelihatan penuh.
“wah, tentu mereka berdua ini orang kaya! Banyak sekali barang yang mereka beli." Kata seseorang yg lainya.
“kayaknya mereka mau buat pesta besar nanti," Kata yang lain pula.
Setiba kembali ke tempat tinggal mereka, si murid meletakkan guni yang berisi batu-batu tadi.“Oh,sungguh letih! Apa yang kita mau bikin dengan batu-batu ini tuan guru?”
“bukan buat apa-apa”
“Eh, kalau begitu cuma letih saja saya dapat.” Balas anak murid.
“Letih memang letih tapi kamu dah dapat ilmu ikhlas”
“Ikhlas?” Tanya anak murid keheranan.
“kamu sudah belajar apa akibatnya kalau tidak ikhlas dalam beramal”
“Dengan memikul batu-batu ini?”
“Ya, batu-batu itu umpama amalan yang riya. Tidak ikhlas. Orang memujinya seperti orang-orang di pasar tadi yang memuji kamu banyaknya barang yang kamu beli. Tapi, kamu sendiri tahu itu bukan barang makanan atau keperluan, tetap hanya batu-batu.”
“Amal yang tidak ikhlas umpama batu-batu ini?
“Ya, hanya berat saja dipikul. Dipuji orang, tetapi tidak ada nilainya di sisi Allah, yang kamu dapat, hanyalah lelah.”
“ya, sekarang saya paham apa akibatnya beramal tetapi tidak ikhlas!” Ujar si murid.

:: banyak manusia yang tertipu dalam beramal kerana mengharapkan pujian. Padahal kata-kata pujian hakikatnya hanya menyebabkan diri tersiksa kerana terpaksa hidup dalam keadaan yang Mencari muka. Rugi benar orang yang tidak ikhlas, tersiksa di dunia juga tersiksa di akhirat.

Waallahualam...


Copas dari MUSLIMAH

Categories:

Leave a Reply